Pantai Kukup Wonosari : My Trip
Pantai Kukup -Wonosari ditempuh selama 3 jam perjalanan dari Sleman Jogja. Salah satu pantai terbaik yang pernah saya kunjungi. Posisinya dibalik bukit, khas pantai selatan Jawa. Bibir pantai tidak terlalu luas tapi memanjang. Tidak boleh berenang di sini. Soalnya langsung berbatasan dengan laut dalam. Basah basah sikit main air boleh la....
Kata Geophysicist muda kita, maju sedikit dari daerah dangkal di depan kita, itu sudah langsung dalam, semacam palung. Jadi BERBAHAYA kalau kamu terseret sampai ke laut dalam itu. Nampak tak dimana garis ombak pecah tu? Itu batas antara dasar yang dangkal dengan yang dalam. Jadi pantainya tidak landai seperti pantai pada umumnya.... Uniknya ciptaan Allah ini, berjalan sampai dibatas itu dangkal saja... ndak sampai selutut, kecuali kena ombak ya....
Sungguh perjalanan menuju yang ingin cepat-cepat sampai di tujuan (bahasa apa ini?) Saya sedang menggambarkan betapa tidak betahnya saya dalam perjalanan, walaupun berada dalam mobil yang nyaman. Rasonyo dah bentuk dalam perjalanan Duri -SumBar versi pendek, kengkawan! I could not stand it as well! Jadi saat dibangunkan ketika sudah sampai selalu melegakan, alhamdulillah It's over for the moment!
Sepanjang jalan masuk dari gapura, banyak penjual seafood siap santap dan kamar mandi umum. Kalau topi cantiknya, masih juara pedagang di pantai Carocok :) Masuk wilayah pantai, ada tulisan besar PANTAI KUKUP di dinding tebing sebelah timur. Tapi banyak orang nya, jadi ndak difoto. Aslinya pantai sedang ramai pengunjung ma...
Ombak yang pecah di bibir pantai tidak terlalu kuat karena sudah pecah duluan di depan sana (mana?) Tapi tetap dampingi ananda ketika bermain ya... jangan jauh-jauh! kadang ombaknya menipu. Ada penyewaan tikar plastik, sekali duduk Rp.20000. Tikarnya sudah dibentang, tinggal duduk dan bayar. Dua kali duduk? 20000. Tiga kali? 20000 juga :))
Kunjungan kali ini membawa abang bayi Ghaizan. Si abang belum pernah ke pantai. Di atas tikar, masih mau main pasir pantai. Diajak jalan, risih sendiri dia. Heboh kakinya terbenam di pasir "uwooh !",minta cepat-cepat dibersihkan :)) Main air pantai? belum mau. Ndak mau turun dari gendongan kalau sudah masuk air, masih mengamati suara debur ombak yang berulang-ulang. Agaknya Abang masih bingung dari mana suara itu berasal.
Saatnya pulang! pakaian basah penuh pasir. Jangan khawatir mobil jadi kotor, ada tempat cuci kaki. Bayar 1000 kaos kaki dan rok bersih, tapi kuyup. Masyarakat juga banyak menyediakan WC umum, airnya? entahlah.. mungkin sealiran dengan tangki cuci kali tadi. Hari semakin gelap, markipul kengkawan....
Perjalanan panjang dan jalur macet, ada baiknya kamu pakai jalur alternatif dari GPS. Jalan alternatif yang kami tempuh sepi, tapi sempit. Doa dan tingkatkan konsentrasi! Jalan alternatif ini cukup memangkas sebagian waktu bermacet ria di jalan utama. Saat kembali ke jalan utama, masih di bukit bintang, pemandangan lampu-lampu kota di bawah sana nampak cantik. Ini cukup menghibur, sambil menyabarkan hati "sebentar lagi sampai..., tahan ya....." .
Langit sudah gelap, jalan berkelok-kelok. Abang bayi yang agresif mendampingi supir duduk di tengah depan dibujuk demi alasan keselamatan. "Abang mau susu bang?" Tak menolak, minum tanpa jeda, dan........... keluar semua! baju nya basah, Om yang memangku juga kena :) Ganti pakaian darurat sambil mencari masjid untuk shalat Magrib. Mobil menepi di satu masjid pinggir jalan yang menyatu dengan komplek sekolah SMK, Masjid Salman. Saat kami sampai, shalat berjamaah baru saja usai.
Agak bingung ini mau nulis cerita atau reportase, jadi diksinya begini, harap maklum
Disclaimer: Writer doesnt do research about the map and location, all review come out from writer opinion her self.
Comments
Post a Comment