Semut Hitam di Gelap Malam
Ceritanya duo penyunting newbie alias editor kemaren on duty untuk naskah pertamanya. Yang diubah banyak sangat, ada sampai 65% mungkin, agak ga tega juga sama penulisnya tapi demi naskah yang lebih baik #kepaltangan. Untuk mengoreksi atau mencari cela itu memang lebih mudah bagi orang bertalent analisis dan terindikasi perfeksionis seperti kami. Kalau disuruh nulis dari nol, setidaknya sampai saat ini masih terasa lebih berat bagi saya. Memulai itu kan memang sesuatu ya.... -sadar diri-
Peruntukan naskah itu dipublikasikan di web kalangan terbatas. Siang ini tim literasi posting link di grup. Rupanya laporan diterbitkan ke media online setempat, wha... Jadilah...ya kan... Karena isi naskah sudah banyak kita ubah, jadilah merasa tulisan kita. Merasa saja tapi ya...Ini dia semut hitamnya...sekaligus konyolkan, seperti tukang parkir yang merasa memiliki mobil- mobil mentereng... sungguh tak patut... Sombong pada sesuatu yang bukan miliknya..... Istighfar hei...
Rupanya naskah yang sudah banyak kita sunting itu masih disunting lagi -cukup banyak- 25% mungkin. Bahasa tentu saja menjadi lebih halus dan cair lagi, secara disunting oleh pro. Jadi belajar pemilihan diksi untuk smoothing -entah apa namanya-. Tapi cara smoothingnya mengubah makna pengutipan sumber berita, sebagian kalimat-kalimat isi berita ditulis sebagai kalimat ketua pelaksana. Walaupun tidak begitu paham cara membuat berita tetap saja pengubahan makna seperti ini tentu tidak pas. Saya memang bukan pembuat berita tapi mantan penulis jurnal- jurnal dan laporan-laporan (praktikum :-)) yang menjunjung tinggi kesesuaian sumber informasi. Jangan diulang ya.....
Disclaimer: Penulisan disini lepas dari kaidah EYD yang baik dan benar dan belum memperhatikan nilai estetika ya... Masih belajar posting dan ini diupload dari hp -alibi-
Yah itu... Rada rada norak ih, ya biar , namanya juga belajar
fixperiment
Comments
Post a Comment